Setiap anak, adalah cerminan dari orang di sekitarnya. Setiap anak
adalah peniru yang ulung, dan mereka belajar untuk menjadi salah satu
dari orangtuanya. Mereka menjadikan kita sebagai contoh, sebagai panutan
dalam berperilaku. Mereka berkaca pada semua hal yang kita lakukan.
Mereka laksana air telaga yang merefleksikan bayangan kita saat kita
menatap dalam hamparan perilaku yang mereka perbuat.
Namun
sayang, cermin itu meniru pada semua hal. Baik, buruk, terpuji ataupun
tercela, di munculkan dengan sangat nyata bagi kita yang berkaca. Cermin
itu juga menjadi bayangan apapun yang ada di depannya. Telaga itu
adalah juga pancaran sejati terhadap setiap benda di depannya. Kita
tentu tak bisa, memecahkan cermin atau mengoyak ketenangan telaga itu,
saat melihat gambaran yang buruk. Sebab, hal itu sama artinya dengan
menuding pada diri kita sendiri.
Pepatah bijak mengatakan,
"berteriaklah kepada anak-anak kita saat kita marah, maka, kita akan
membesarkan seorang pemarah. Bermuka ketuslah kepada mereka saat kita
marah, maka kita akan membesarkan seorang pembenci, dan biarkanlah mulut
dan tangan kita yang bekerja saat kita marah, maka kita akan belajar
menciptakan seorang yang penuh dengki..." Peran apakah yang sedang kita
ajarkan kepada anak-anak kita saat ini? Contoh apakah yang sedang kita
berikan kali ini? Dan panutan apakah yang sedang kita tampilkan?
Mereka akan selalu belajar dari kita, dari orang
yang terdekatnya, dari orang yang mencintainya. Merekalah lingkaran
terdekat kita, tempat mereka belajar, menerima kasih sayang, dan juga
tempat mereka meniru dalam berperilaku. Saya berharap, bisa menjadi
orang yang sabar saat melihat seorang anak menumpahkan air di gelas yang
mereka pegang. Kita berharap menjadi orang yang ikhlas, saat melihat
mereka memecahkan piring makan mereka sendiri.
Sebab, bukankah
mereka baru "belajar" memegang gelas dan piring itu selama 5 tahun,
sedangkan kita telah mengenalnya sejak lebih 20 tahun? Tentu mereka akan
butuh waktu untuk bisa seperti kita.....
14 Hal dibawah ini adalah bukti nyata keangkuhan dan kesemena-menaan kita terhadap anak.. Ingat.. apa yang kita lakukan pasti akan kembali pada kita sendiri...
1. JIKA anakmu BERBOHONG, itu karena engkau MENGHUKUMNYA terlalu BERAT.
2. Jika anakmu TIDAK PERCAYA DIRI, itu karena engkau TIDAK MEMBERI dia SEMANGAT
3. Jika anakmu KURANG BERBICARA, itu karena engkau TIDAK MENGAJAKNYA BERBICARA
4. Jika anakmu MENCURI, itu karena engkau TIDAK MENGAJARINYA MEMBERI.
5. Jika anakmu PENGECUT, itu karena engkau selalu MEMBELANYA.
6. Jika anakmu TIDAK MENGHARGAI ORANG LAIN, itu karena engkau BERBICARA TERLALU KERAS KEPADANYA.
7. Jika anakmu MARAH, itu karena engkau KURANG MEMUJINYA.
8. Jika anakmu SUKA BERBICARA PEDAS, itu karena engkau TIDAK BERBAGI DENGANNYA.
9. Jika anakmu MENGKASARI ORANG LAIN, itu karena engkau SUKA MELAKUKAN KEKERASAN TERHADAPNYA.
10. Jika anakmu LEMAH, itu karena engkau SUKA MENGANCAMNYA.
11. Jika anakmu CEMBURU, itu karena engkau MENELANTARKANNYA.
12. Jika anakmu MENGANGGUMU, itu karena engkau KURANG MENCIUM dan MEMELUKNYA
13. Jika anakmu TIDAK MEMATUHIMU, itu karena engkau MENUNTUT TERLALU BANYAK padanya.
14. Jika anakmu TERTUTUP, itu karena engkau TERLALU SIBUK.
2. Jika anakmu TIDAK PERCAYA DIRI, itu karena engkau TIDAK MEMBERI dia SEMANGAT
3. Jika anakmu KURANG BERBICARA, itu karena engkau TIDAK MENGAJAKNYA BERBICARA
4. Jika anakmu MENCURI, itu karena engkau TIDAK MENGAJARINYA MEMBERI.
5. Jika anakmu PENGECUT, itu karena engkau selalu MEMBELANYA.
6. Jika anakmu TIDAK MENGHARGAI ORANG LAIN, itu karena engkau BERBICARA TERLALU KERAS KEPADANYA.
7. Jika anakmu MARAH, itu karena engkau KURANG MEMUJINYA.
8. Jika anakmu SUKA BERBICARA PEDAS, itu karena engkau TIDAK BERBAGI DENGANNYA.
9. Jika anakmu MENGKASARI ORANG LAIN, itu karena engkau SUKA MELAKUKAN KEKERASAN TERHADAPNYA.
10. Jika anakmu LEMAH, itu karena engkau SUKA MENGANCAMNYA.
11. Jika anakmu CEMBURU, itu karena engkau MENELANTARKANNYA.
12. Jika anakmu MENGANGGUMU, itu karena engkau KURANG MENCIUM dan MEMELUKNYA
13. Jika anakmu TIDAK MEMATUHIMU, itu karena engkau MENUNTUT TERLALU BANYAK padanya.
14. Jika anakmu TERTUTUP, itu karena engkau TERLALU SIBUK.
Jika ingin anak kita menjadi anak baik, kita harus menjadi
Ayah yang baik terlebih dahulu dan mampu mengendalikan emosi-emosi
negatif dalam diri (mudah marah, sakit hati, dendam, dll).
Pengendalian emosi sangatlah penting, emosi yang tak terkendali akan
merugikan diri sendiri bahkan dapat berefek merugikan orang lain
khususnya dalam keluarga. Harapan kita, menjadi contoh/ teladan yang baik
bagi anak-anak.
Mengurus/ mendidik anak bukan hanya tugas
wanita/ ibu tapi seorang ayah juga. Sehingga bersama-sama untuk kebaikan
bersama untuk masa depan anak-anak karena kesuksesan seorang anak juga
merupakan kesuksesan dan dan kebanggaan orang tua.
Tentu porsi waktu
dan pembagian tugasnya berbeda atau dapat disepakati sehingga
masing-masing nyaman dalam melaksanakan tugasnya. Karena anak-anak,
bukan hanya meniru apa yang dikatakan orang tua tapi sikap serta perilaku orang
tua akan mereka serap juga.
Pepatah bijak mengatakan “Jangan
mengkhawatirkan bahwa anak-anak tidak mendengarkan nasehat Anda,
khawatirlah bahwa mereka selalu mengamati dan mencontoh Anda.”